Amartya Anak Kami

Panggil dia Marty. Lengkapnya Amartya Elisa Siadari. Namanya kami ambil dari pemenang hadiah Nobel berdarah India. Marty lahir 25 Maret 1999 dan kini duduk di kelas satu Sekolah Dasar. Blog ini dibuat untuk mengingatkan Papa dan Mamanya agar selalu ingat banyak sekali keindahan yang telah Tuhan berikan kepada mereka. Marty hanya salah satunya.

Monday, March 27, 2006

Marty 7 Tahun

Marty berenang, pada Sabtu,18 Maret. Foto2 ultahnya belum sempat di upload. Sabar ya?
Sabtu kemarin,25 Maret, Marty genap berusia 7 tahun. Dan kami merayakan ulang tahunnya itu di rumah. Undangan yang ia siapkan 35. Terdiri dari anak-anak sebayanya di lingkungan rumah kami dan kawan-kawan sekelasnya yang tinggalnya juga tidak terlalu jauh dari kediaman kami.

Perayaan ulang tahun itu berjalan mulus, meskipun saya deg-degan. Sebab, pada hari itu, mertua saya kambuh sakitnya. Kami sudah was-was, apakah kondisi ibu akan makin parah.

Dalam kegalauan seperti itu, Irna, ibunya Marty, masih pula harus memesan paket makanan dari Iko Bento. Seharusnya, agar mendapat diskon, pesanan dilakukan seminggu sebelumnya. Tapi ya sudah lah. Pokoknya, perayaan harus berlangsung hari ini, walau kami harus membayar makanan dengan harga normal.

Ribet sebenarnya. Acara ulang tahun itu dijadwalkan pukul 16:00. Tapi sampai pukul 12:00 Ibu mertua saya, yang kami jemput dari kediamannya di Pasar Minggu dan kemudian kami baringkan di kamar, tetap masih lemah dan tensinya tinggi. Saya segera ngebut ke dokter Silvi, dokter terdekat di kompleks kami. Ia sedang bersiap berangkat bersama suaminya. Tetapi ia batalkan. Dokter berjilbab yang ramah itu kemudian memeriksa ibu mertua saya. Ia tak mengkhawatirkannya. Cuma ia ingin agar ibu mertua diperiksa kadar gula sewaktunya. Sekali lagi, saya pergi ke klinik sekaligus lab di dekat Ciputat, dan membawa petugasnya ke rumah.

Alhasil. Pukul 13:30 semua beres, walau ibu mertua masih tetap lemah. Irna memberi perintah agar saya mengantarkan Marty les piano. Setelah itu, ambil
paket makanan di Iko Bento BSD. Jangan lupa, membeli pampers buat orang dewasa di Carrefour. Wah, ribet.

Semua ternyata berjalan baik. Saya dan Marty tiba di rumah kembali pukul 15:35. Kawan-kawannya sudah menunggu.

Pukul 16:00 acara ulang tahun itu mulai. Sialan, lagi-lagi Irna meminta saya membawakan acara. Wah, saya cuma bisa meniru-niru gaya Kak Seto kala membawakan acara anak-anak. (Foto-fotonya ada. Cuma karena tidak pakai kamera digital, harus discan dulu. Sabar ya?) Juga saya memainkan piano. Sekali lagi dengan bakat alam. Hanya bisa bermain dengan nada dasar C, dengan accord yang….yah… tak terlalu mengecewakan. Buktinya anak-anak bisa saya iringi menyanyikan Panjang Umurnya, Lihat Kebunku, bahkan lagunya Peter Pan, Dan Mungkin Bila Nanti, pun saya babat tuntas. Sampai-sampai kawan saya yang terlambat datang, bertanya, “Tadi, siapa yang main piano?”. Hehehe, belum tau dia…

Marty gembira sekali hari itu. Setelah berdoa, ia memotong kue ulang tahunnya. Tiap orang yang datang menyalaminya, ia sambut dengan senyuman.
Pukul 17:30, acara selesai. Dan kami segera bergegas membawa ibu mertua ke Rumah Sakit Tria Dipa, di Kalibata. Terimakasih Tuhan. Ternyata dokter menyimpulkan tidak apa-apa. Ibu perlu istirahat dan pikiran yang tenang. Kami membawanya pulang lagi.

Begitulah. Ketika saya menulis catatan ini, Ibu Mertua sudah agak pulih. Sudah bisa ketawa dan ‘marah-marah’ lagi.

Dan kini Marty sudah 7 tahun. Ia sudah bisa meledek saya. Menggurui saya. Semisal, setiap kali saya lupa mematikan lampu kala mau tidur, ia segera menghardik, “Papa, hemat listrik dong.”

Sekarang saya tahu, bagaimana rasanya punya anak perempuan yang bawel.
Mat ulang tahun ya Nak!

27 Maret 2006
© Eben Ezer Siadari

0 Comments:

Post a Comment

<< Home